Kamis, 24 Februari 2011

Harian 2

saat pulang sekolah pun tiba. kurasa rasa itu perlahan memudar dari tubuhku. dan segera ku tapakkan sejenak langkah ku menuju gerbang sekolah guna menunggu antar jemput ku.

terasa dingin menyelimuti tubuhku saat itu. namun karena canda tawa, rasa itu hilang membawa rasa sakitku sebelumnya. dan kini suasana berubah menjadi hangat. hingga terpintas sejank di pikiran ku.

yah.... dia.... Tusy... tau kan?? dialah penghibur jiwa ku yang telah pergi meninggalkan ku. teringat ku sejeank akan kisah laluku bersamanya. 8 tahun bersamanya membuat aku merasa ada gejolak cinta yang mulai muncul. hingga aku di kelas 5 SD, aku selalu bersamanya.

namun setelah perpisahan masa SD, kita saling marah. dan ketika aku duduk di bangku kelas 1 SMP, aku tak pernah melihat sosoknya lagi sampai saat ini. yah... kalo di hitung mungkin hampir 3 tahun aku tak melihat sosoknya lagi.

dan setiap dia ada di Malang, sellau ku coba tuk menghubungi dia guna mengobati rasa rinduku. namun selalu gagal. selalu saja cobaan itu mencoba menghalangi niatku untuk berbicara padanya, walau hanya 1 patah kata.

* * * * *

kembali pada canda tawaku. setiap hujan datang, aku selalu ingin menyanyikan lagu yang berjudul Hujan. aku beri 1 bait lirikny adi bawah ini ya...

" Aku selalu bahagia.
Saat hujan turun.
Karena aku dapat mengenangmu.
Untuk ku sendiri."

" Bagus gak? Semoga saja ya."ujar ku dalam benak kecilku.

Tak beberapa menit kemudian, antar jemput ku datang. Aku pun segera bernajak. Dan aku pun mulai melambaikan tanganku pada temanku.

Dalam alur panjang setiap perjalananku, selalu rasa cinta itu mulai membuatku rindu masa lalu. Walau kini ada suatu rasa sakit yang selalu membuat otakku bubar. api aku masih dapat merasakan kasihnya itu, walau hanya sepucuk embun.

Harian 1

hari ini mentari tak secerah hatiku. awan hitam mulai menutup wajah sang surya. Aku ada di ruang dimana selalu kudapat sesosok dapat membuat ku tersenyum. Guruaun selalu menanti ku untuk tersenyum, walau hanya sebats goresan kecil di bibirku. Terlihat dari kaca lebar, halam luas dengan alas coran semen, dipenuhi dengan anak - anak berolahraga. Dan terasa bosan kini kelasku.

Detik demi detik kurasakan mata serta kepala ku mulai sakit. Seakan merambat dari otak ku menuju pucuk kelopak mataku. Itu membuat aku merasa tak kuat untuk membuka lebar kedua mataku. Serasa ingin selalu terpejamkedua mataku ini. Ingin ku tahan rasa skait ini. Namun aku hanya bisa mengeluh. Tak tahu harus berbuat apa agar rasa sakit itu menjauh dariku.

Semakin ku membuka lebar mataku, semakin kejam rasa itu padaku. Seakan kesakitan itu ingin membunuhku. Namun rasa itu tak mempunyai kekuatan untuk membuat ku menyerah dan menghentikan gerak tangan ku ini.

Namun aku masih dapat melawan. Sekuat tenaga ku bunuh rasa sakit itu. Hingga detik demi detik sakit itu hilang. Namun terkadang rasa itu mulai kembali padaku. Kini tubuhku tak mampu menolak kesakitan itu. Hingga jam, menit, dan detik ini, rasa sakit itu masih ada.

* * * * *

Jam istirahat telah di mulai. Kucoba sekuat tenaga untuk menjaga keseimbangan tubuhku. Ku rasa kali ini aku mampu tuk melakunnya. Namun seketika mulai terasa rasa sakit itu ingin membuatku jatuh terbaring lemah. Namun itu semua dapat ku tolak sekuat mungkin.

* * * * *

Kini bel masuk telah berbunyi. Ku mulai lagi menulis kata hatiku ini. Entah siapa yang akan mengerti yang selama ini kurasakan. Sakit.... sakit.... dan sakit kepala serta penglihatanku. Seakan semua rasa ini membuat aku ingin pergi dari dunia ini.

"kamu tidur aja deh. Nanti kalo udah selesai nyatet, kamu nyonto aja catetan aku." ujar Agista.

"Iya udah deh." ujar ku lemas.

Aku pun tidur dalam keadaan sakit yang tidak karuan jika di rasakan. Kucoba untuk memejamkan mata, namun tetap saja rasa sakit itu selalu ada. Selalu ku coba untuk menahan. Namun tak pernah ada hasil. Selalu nihil.

Semakin hari ku rasakan sakit itu semakin membuat aku tertekan. Membuat aku semakin ingin membunuh diriku sendiri. Tapi aku tak mampu. Itu adalah dosa besar jika aku melakukan itu. Tapi aku tidak mampu lagi menahan rasa sakit itu. Itu membuat pikiran ku semakin kacau dengan rasa itu.